Reseat di Habit Training Class (Hari Kedua)

Nama ibu : F
Nama anak/umur : F / 10 tahun
Tanggal Habit Training : 9 Agustus 2022

Tanggapan Mba Ellen Kristi atas HT Hari pertama:

Kalau ada kendala, sebaiknya kamu telpon ke rumah dan bilang ke anak: ibu ada beberapa urusan genting, maaf kita mundur olahraganya 15 menit ya. Aku sarankan kamu pakai teknik habit stacking saja daripada saklek dengan waktu. Jadi rumusan HT-nya: Olahraga setelah ibu pulang dari kerja.

https://medium.com/the-blog-of-james-clear/habit-stacking-how-to-build-new-habits-by-taking-advantage-of-old-ones-ad1cf9e76c9f

Rumusan HT:
Anak melakukan gerak badan (olah raga) selama 10 menit setelah ibu pulang kerja

Proses hari ini:
Sepulang kantor saya harus visit dokter obgyn sehingga saya baru tiba di rumah sekitar pukul 20. Tapi kali ini saya sudah infokan pada anak bahwa akan pulang telat. Rumusan HT ku pun sudah berubah yang semula saklek 19.30 menjadi fleksibel setelah ibu pulang kerja. Suasana hati saya sangat baik karena dokter obgyn baik dan karena melihat anak mengerjakan night routine (saat video call, anak sedang mengerjakan prakarya ditemani tantenya -sepupu saya). Setibanya di rumah saya melihat ada paket trampoline. Hati saya senang. Setelah trampoline dirakit oleh sepupu dan ART ku, saya ajak anak untuk olahraga. Ia memilih untuk langsung loncat-loncatan di trampoline sambil memasang timer 10 menit. Setelah itu anak menantang saya untuk ikut trampoline. Dengan susah payah saya berhasil menyelesaikan lompat2 selama 10 menit (HT saya olga 15 menit tapi tak apalah). Anak senang karena ia bangga saat naik trampoline ia tidak kawalahan seperti si mami wkwk. selesai (Mami HT olahraga 15 menit).

Refleksi hari ini:
Malam ini saya mencoba chill (tenang dan tidak terburu-buru, lembut dan tidak kasar, menjadi penyayang, memilih yang termudah, melakukan toleransi, menjauhkan diri dari emosi)…. Saya pun senang karena mendapati anak sudah mengerjakan to-do-list sebelum saya pulang. Pengawalan malam ini hanya HT olah raga, menyuapi makan (untuk bonding), memberinya vitamin, membiarkan ia main piano, mengawalnya menyiapkan peralatan dan pakaian sekolah. Karena saya pulang telat lalu saya lanjutkan dengan chill, dampaknya jadwal tidur saya&anak ikutan telat, sehingga jam tidur tidak cukup terpenuhi. Dapat diestimasi bahwa esok pagi akan terjadi sedikit kegaduhan (terbirit-birit di pagi hari) dan ternyata benar adanya. Pagi ini saya mulai memberi nasehat-nasehat pada anak (intinya mengomel). Syukurlah pagi ini masih ditutup dengan senyum dan cipika-cipiki ibu dan anak.

Training for habit trainer #11 Hari Pertama

Nama ibu : F

Nama anak/umur : F / 10 tahun

Tanggal HT : 8 Agustus 2022

Rumusan HT:

Setiap pukul 19.30 anak melakukan gerak badan (olah raga) selama 10 menit.


Proses hari ini:

Saya sudah menyiapkan tracker di kantor, tetapi ternyata saya lupa membawanya ke rumah.
Sepulang kantor saya harus singgah ke beberapa pertokoan dulu karena ada keperluan. Akibatnya saya baru tiba di rumah pukul 19.25. Suasana hati saya agak panik karena sebentar lagi adalah pukul 19.30 dan saatnya HT. Padahal normalnya, setibanya di rumah saya akan istirahat dan menyapa anak terlebih dahulu. Tetapi sekarang saya grasa-grusu harus HT on time. Jadi setibanya di rumah, saya langsung memberi instruksi anak untuk buka youtube video olahraga. Setelah beberapa saat menunggu, saya agak kesal kenapa anak masih memegang HP nya. Baby Brain (BB) saya mulai tersulut.
“Ras, ayo nyalain video.”
“Iya Mi, ini aku lagi nyari.” – ternyata ia sedang membuka youtube di HP nya.
”Itu loh, pake TV” kata saya.
Anak menyesalkan saya, karena ia tak paham kalau mami suruh buka youtube yang di TV bukan di HP. Saya juga sadar bahwa instruksiku ternyata tidak jelas. (Tapi sudah terlanjur ngegas tuh).

Kemudian anak masih menawar agar dirinya diizinkan skipping saja, bukan mengikuti video. Saya langsung bereaksi.
“Sebelum olah raga itu harus pemanasan dulu. Engga ujug-ujug langsung skipping. Nanti kaget badannya.” jelasku. Anak pun seperti terpaksa menuruti.
Anak akhirnya mengikuti gerakan di youtube; pemanasan, olahraga. Ia minta undur diri setelah 10 menit. Tampaknya ia bahagia karena bisa selesai duluan dari maminya yang harus lanjut lagi olahraga sampai video selesai (Mami HT olahraga 15 menit).


Refleksi hari ini:

Hari ini saya banyak urusan…. urusan saudara.. urusan kantor.. kasus covid juga naik lagi.. malam ini pun saya kelupaan bawa tracker pulang, tidak bawa laptop juga, tidak bisa langsung bikin laporan HT.. badan lelah lalu saya terburu-buru ingin menyelesaikan banyak hal.. ini menyebabkan saya langsung bereaksi ketika tahu bahwa anak tidak mengecek to-do-listnya yang ada di kulkas. Badan lelah tapi banyak kegiatan anak yang harus saya kawal malam ini. Untungnya saya baru sampai tahap sewot bukan meledak. Tapi tetap saja artinya Adult Brain (AB) ku belum menang. Semoga esok lebih baik.

Kemenangan AB terhadap BB hari ini:
Setelah ku suapi makan nasi ikan (yang ternyata menurut anak terlalu pedas dan membuatnya kewalahan), anak saya minum sangat banyak lalu ia muntah (air) . Saya berhasil mengerem diri sendiri untuk mengomel. Alih-alih saya mengambilkan alat pembersih lalu memberi tahu anak cara untuk membersihkan lantai yang kotor tsb.

(Malam masih panjang beserta segala ups n down nya. Momen indah adalah ketika anak dengan bangga mempraktekkan ulang speech nya di depan kelas tadi dengan pronunciation yang perfect. Downnya adalah ketika saya kembali esmosi karena panik mendengar papinya memprotes kenapa kami belum naik ke lantai atas padahal sudah pukul 22.15. Akhirnya anak tertidur sendirian -padahal ia selalu prefer dibacakan cerita menjelang tidur- sementara itu saya masih sibuk dengan chores dan bebersih badan).

Narasi bacaan pendukung HT hari ini:

https://destineariane.wordpress.com/2012/06/13/review-buku-prophetic-parenting/


Prophetic Parenting Cara Mendidik Anak ala Nabi:

Pada bab Nasihat Cinta untuk Calon Orangtua dibahas mengenai awal dibentuknya sebuah keluarga, yaitu pernikahan. Nasihat-nasihat bagi para calon orangtua diantaranya ada 8 karakter pendidik sukses yaitu:

  • Tenang dan tidak terburu-buru (!)
  • Lembut dan tidak kasar
  • Hati yang penyayang
  • Memilih yang termudah selama bukan termasuk dosa
  • Toleransi
  • Menjauhkan diri dari marah (!)
  • Seimbang dan proporsional
  • Memberi nasihat sebagai selingan

=============

Saya pandangi wajah anakku yang sudah tertidur lalu saya tidur di sampingnya. Saya mengambil wefie dan mengirimkan pada suami. Betapa sweet anak saya ini. Ia sudah selesai night routine termasuk menyiapkan 2 pasang baju untuk esok sekolah.

Pagi harinya saya make up dengan meladeni anak sebaik-baiknya. Caranya adalah saya putuskan untuk tidak berangkat bareng dengannya karena biasanya saya berangkat bareng dengan anak pukul 06.10 pagi (kami diantar nenek) sehingga saya kerepotan mempersiapkan diriku sendiri dan tidak meladeni anak.

Pagi ini saya kawal anak mengobrol sembari make the bed, berpelukan, lalu saya siapkan peralatan mandinya, review hasil sikat giginya, dan temani ia get dressed sambil saya suapi nasgor. Kami banyak mengobrol. Kemudian saya antarkan dia sampai masuk mobil, sapa2an dengan sepupu-sepupunya. Dengan berangkat terpisah, saya menghindari potensi chaos/terburu-buru di pagi hari. Saya pun kemudian berangkat untuk WFO pukul 7. ___terlambat pastinya.

(Hidup WFH! Yes tahun depan WFA. Work life balance. aamiin.)

Jurnal Hari ke 4 Training of Habit Trainers

Nama ibu : Ezi

Nama anak/umur : Laras / 8 Tahun

Tanggal HT : 11 Februari 2021

Rumusan Habit TriningSholat
Proses hari iniMami pulang kantor jam 17.30 langsung mandi lalu makan yang banyak. Setelah itu badan tepar dan mata mengantuk. Mami bawaannya pengen rebahan, sambil pegang HP.
Laras baru saja mandi sore.. Setelah selesai mandi, anaknya langsung Sholat Magrib dengan kesadaran sendiri. Ibunya masih aja rebahan. Sampai-sampai harus intip timer jam berapa mau bangkit dari rebahan buat sholat.
Ya ampun ini baru HT ke 4 tapi godaan HP udah muncul, jangan sampai balik lagi ke habit lama. Fokus mami harus membersamai anak! Mami simpen HP nya.. Mami lanjut sholat dan bikin jurnal HT.. Ta terasa sudah pukul 19.30. Mami lanjut les sampai sekitar pukul 20.20. Setelah itu mami lanjut temani Laras makan, PR, baca buku.. Eh tiba-tiba udah pukul 21.00 aja..
Laras minta solat Isya di kamar.. (syukurlah sekarang ga pakai tawar menawar euy).. Lanjut protokol sebelum bobo (pis-sok-gi), tiba-tiba udah 21.20 wow.. Laras lanjut isi tracker. Bangga banget dia pas nempelin stikernya, 3 hari perfect… Terus ia minta turun sendiri ke lantai 1, saat balik ke kamar, ternyata laras pasang jam tangan.. Ia minta tolong settingannya pas jam 5 am bukan 5 pm. Ya ampun Nak….. berdedikasi sekali.
Mami setting alarmnya pukul 5.30 tanpa sepengetahuan Laras karena mami masih kasihan kalau harus jam 5 teng. Sedangkan ini bobonya masih belum cukup durasi 8 jam. Padahal target tidur anak usia 8 tahun adalah 9 jam….

Sejak HT dimulai, laras kalau mau tidur itu cepet.. dari rebahan sampe terlelap cuma 15 menitan. Wow… Sekarang jam 21.45 ia terlelap padahal biasanya bisa sampai pukul 22.45 bahkan 23.00.

Laras bangun subuh pukul 5.30 karena mami yang bangunin (ia gak denger alarm tuh haha gpp).. Terus ia nawar 5 menit lagi solat. Harusnya seperti saran Mbak Ellen, mami langsung pasang timer. Tapi mami masih aja kasihan. Akhirnya dibiarkanlah Laras.. tapi suatu kemajuan, setelah 15 menit ia bangun sendiri, jalan keluar kamar (mami tinggal untuk beberes2) dan happy ngelapor mau solat.
Enak banget kalau pagi-pagi quality time.. suasana syahdu.. bisa bareng read aloud komik kisah nabi. Mandi dan persiapan sekolah SFH tidak grasak-grusuk seperti yang bertahun2 ini dilakukan.
Refleksi hari iniMami malem-malem sudah bisa les tetapi masih belum terapi Aina juga. Mudah-mudahan pengendalian waktu malam ini bisa lebih baik. Anak semangat HT, ibunya jangan kendor balik ke habit lama.. ibunya harus tega-in, tegakkan peraturan.
Yang perlu diperbaiki di proses HT besokMalam tidak ada les, pastilah bisa Aina. Amin. Ajarkan anak tidur siang?
Narasi bacaan pendukung HT hari iniJohn C/ MaxwellThe 21 Indispensable qualities of a leader

Bab Komunikasi

Tanpanya anda akan berjalan sendirian
Anda dapat menjadi komunikator yang lebih efektif jika mengikuti empat kebenaran mendasar berikut ini:
Sederhanakan pesan Anda
Pandanglah lawan bicara Anda
Tunjukkan kebenarannya
Piculah tindakan 

Komunikasi harus dilatih setiap hari